Pendidikan Daring: Keuntungan dan Kekurangannya bagi Siswa dan Guru

Pendidikan daring, atau yang sering juga disebut pembelajaran online, adalah metode belajar yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet. Di era digital seperti sekarang, model belajar seperti ini bukan lagi hal baru. Apalagi sejak pandemi melanda beberapa tahun lalu, hampir semua jenjang pendidikan di Indonesia – dari SD hingga perguruan tinggi – dipaksa beradaptasi dengan sistem belajar dari rumah.

Pendidikan daring membuka banyak kemungkinan baru dalam dunia pendidikan. Tapi, di balik semua kemudahan yang ditawarkan, tetap ada tantangan yang perlu dihadapi, baik oleh siswa maupun guru.

Keuntungan Pendidikan Daring untuk Siswa

1. Belajar Jadi Lebih Fleksibel

Salah satu hal paling disukai dari sistem pembelajaran daring adalah fleksibilitasnya. Siswa bisa mengakses materi pelajaran kapan saja dan dari mana saja selama terhubung ke internet. Misalnya, seorang siswa SMA yang tinggal di daerah bisa tetap mengikuti kelas dari rumah tanpa harus ke kota.

Fleksibilitas ini sangat cocok untuk siswa yang memiliki aktivitas lain di luar sekolah. Misalnya atlet muda, siswa yang bekerja paruh waktu, atau bahkan yang sedang sakit dan tidak bisa hadir secara fisik.

2. Akses ke Materi Lebih Luas

Dengan sistem pendidikan daring, siswa bisa mengakses berbagai sumber belajar yang mungkin tidak tersedia di sekolah konvensional. Ada banyak video pembelajaran, e-book, jurnal, hingga forum diskusi yang bisa diakses secara gratis maupun berbayar. Platform seperti YouTube, Google Classroom, hingga website e-learning resmi membuat proses belajar jauh lebih kaya dan bervariasi.

3. Belajar Mandiri dan Disiplin Waktu

Pendidikan daring secara tidak langsung mendorong siswa untuk lebih mandiri. Karena tidak diawasi langsung oleh guru seperti di kelas fisik, siswa harus pintar-pintar mengatur waktu, membuat jadwal belajar sendiri, dan bertanggung jawab atas tugas mereka.

Kebiasaan ini bisa membentuk karakter disiplin yang penting di masa depan, terutama saat masuk ke dunia kerja atau perkuliahan.

Baca Juga: 5 SMA Terbaik Di Surabaya, Pilihan Favorit Siswa Dengan Fasilitas Lengkap

Keuntungan Pendidikan Daring untuk Guru

1. Inovasi dalam Mengajar

Bagi guru, pendidikan daring juga membuka peluang untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi. Dengan bantuan teknologi seperti presentasi interaktif, video pembelajaran, hingga penggunaan aplikasi kuis seperti Kahoot atau Quizizz, proses belajar bisa jadi lebih menarik dan menyenangkan.

Tidak jarang, guru merasa metode mengajar mereka jadi lebih berkembang karena terdorong untuk terus belajar teknologi baru demi menunjang proses pembelajaran.

2. Menghemat Waktu dan Biaya

Mengajar dari rumah tentunya mengurangi kebutuhan akan transportasi dan pengeluaran lainnya. Guru bisa menghemat waktu perjalanan, yang biasanya cukup memakan energi, terutama bagi yang tinggal jauh dari sekolah.

Selain itu, materi yang telah dibuat dalam bentuk digital bisa digunakan berulang kali, sehingga lebih efisien dan hemat waktu di masa depan.

3. Evaluasi yang Lebih Praktis

Dalam sistem daring, guru bisa menggunakan berbagai tools untuk mengevaluasi siswa dengan lebih cepat dan praktis. Contohnya, menggunakan Google Forms untuk ujian atau kuis online, hasilnya langsung muncul dan bisa diolah dengan mudah.

Beberapa platform bahkan menyediakan fitur analisis hasil ujian, sehingga guru bisa mengetahui di bagian mana siswa mengalami kesulitan.

Kekurangan Pendidikan Daring untuk Siswa

1. Kurangnya Interaksi Sosial

Salah satu dampak negatif paling terasa dari pendidikan daring adalah minimnya interaksi sosial antar siswa. Belajar dari rumah membuat mereka jarang bertemu teman sekelas, tidak bisa berdiskusi secara langsung, bahkan kehilangan momen penting seperti kerja kelompok atau bermain di waktu istirahat.

Padahal, interaksi sosial adalah bagian penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak, terutama di usia sekolah dasar dan menengah.

2. Masalah Koneksi Internet

Tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses internet yang baik. Banyak siswa yang tinggal di daerah terpencil harus naik ke bukit atau berjalan jauh hanya untuk mendapatkan sinyal. Ini menjadi hambatan besar dalam mengikuti kelas online secara lancar.

Selain itu, kuota internet juga menjadi kendala bagi keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi. Tidak semua orang mampu membeli paket data dalam jumlah besar setiap minggunya.

3. Sulit Fokus dan Rentan Bosan

Belajar di rumah, apalagi dari layar kecil seperti HP atau laptop, bisa membuat siswa cepat bosan. Mereka juga lebih mudah terdistraksi oleh hal lain, seperti media sosial, game, atau suara-suara di rumah. Tidak adanya kontrol langsung dari guru membuat proses belajar jadi kurang maksimal, terutama bagi siswa yang memang butuh perhatian lebih.

Kekurangan Pendidikan Daring untuk Guru

1. Kesenjangan Digital dan Teknologi

Tidak semua guru terbiasa menggunakan teknologi. Bagi guru yang sudah lama mengajar dengan cara konvensional, tiba-tiba harus belajar aplikasi baru bisa jadi tantangan besar. Banyak dari mereka harus ikut pelatihan tambahan hanya untuk memahami cara membuat materi digital, mengelola kelas online, atau menilai tugas secara daring.

Kesenjangan ini menciptakan tekanan tersendiri, apalagi jika dituntut untuk cepat beradaptasi.

2. Keterbatasan Kontrol Terhadap Siswa

Mengajar lewat layar tentu berbeda dengan mengajar di ruang kelas. Guru tidak bisa memastikan apakah siswa benar-benar menyimak materi atau hanya sekadar hadir di Zoom tanpa memperhatikan. Banyak juga kasus siswa yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, tapi sulit ditindak karena alasan teknis seperti “lupa” atau “jaringan putus.”

3. Beban Kerja Tambahan

Meskipun terlihat lebih santai, faktanya banyak guru merasa beban kerja justru meningkat saat pembelajaran daring. Mereka harus menyiapkan materi dalam format digital, memantau aktivitas siswa di berbagai platform, hingga mengecek tugas satu per satu secara online. Semua ini butuh waktu dan energi ekstra.

Pendidikan Daring di Masa Depan

Meski ada banyak kekurangan, tidak bisa dipungkiri bahwa sistem pendidikan daring telah membuka jalan baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Banyak sekolah mulai menggabungkan metode belajar online dan offline, yang dikenal sebagai sistem blended learning atau hybrid learning.

Model ini dianggap sebagai solusi ideal karena bisa menggabungkan kelebihan dari dua sistem: fleksibilitas dari daring dan interaksi sosial dari pembelajaran tatap muka. Bahkan, banyak platform edukasi lokal kini berkembang pesat dan menjadi bagian dari ekosistem belajar nasional.

Dengan pengembangan infrastruktur digital yang terus meningkat dan pelatihan teknologi untuk guru yang makin gencar, bukan tidak mungkin pendidikan daring akan jadi bagian tetap dari sistem pendidikan di masa depan.

Dampak Emosional dan Psikologis

Tidak kalah penting untuk dibahas adalah dampak emosional dari pendidikan daring, baik untuk siswa maupun guru. Banyak siswa merasa stres, terisolasi, atau bahkan kehilangan motivasi belajar karena terlalu lama belajar dari rumah. Begitu juga dengan guru, yang merasa kelelahan secara mental karena harus beradaptasi cepat tanpa cukup dukungan.

Peran orang tua juga jadi sangat penting dalam sistem ini. Tanpa keterlibatan mereka, siswa akan semakin kesulitan menghadapi pembelajaran online. Oleh karena itu, penting untuk ada kerja sama antara sekolah, guru, siswa, dan orang tua agar sistem ini bisa berjalan dengan baik.